THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 09 Agustus 2009


Mikroskop Elektron

Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan peambesaran obyek sampai duajuta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan p[embesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro maknetikmyang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
Macam –macam mikroskop elektron:
1) Mikroskop transmisi elektron (TEM)
2) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
3) Mikroskop pemindai elektron
4) Mikroskop pemindai lingkungan electron (ESEM)
5) Mikroskop refleksi elektron (REM) (Mikroskop wikipeda 27/09/2007) Mikroskop (bahasa Yunani: micron = kecil dan scopos = tujuan) adalah sebuah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata

Jenis-jenis mikroskop
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut.
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal).


Struktur mikroskop
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:
Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.
Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.

Pembesaran
Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang dimikroskop lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbgai faktor, diantaranya titik fokus kedua lensa( objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus atau jarak(t) lensa objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak pandang mata normal(sn)


Sifat bayangan
baik lensa objektiv maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung Secara sederhana dan garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula mula. baik pada mikroskop cahaya maupun mikroskop elektron. Yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Petunjuk: Jika seseorang menggunakan mikroskop cahaya dia meletakkan huruf A dibawah mikroskop maka yang dia lihat pada mikroskop tampilan bayangan tersebut adalah huruf tersebut hanya terbalik dan diperbesar.

Sabtu, 08 Agustus 2009

Bagaimana Investasi di Jalan Allah? … Ini bukan investasi biasa


Allah Ta’ala berfirman,
“Barangsiapa memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka
Allah akan melipatgandakan balasan pinjaman itu untuknya dan dia akan
memperoleh pahala yang banyak” (Al Hadid: 11)
Ibnu Katsir mengatakan bahwa yg dimaksudkan dengan ayat ini adalah
berinfaq di jalan Allah secara umum (baik untuk jalan fii sabilillah atau
menafkahi keluarga) dengan niat yg ikhlas dan tekad yg jujur, ini semua
tercakup dlm ayat di atas.
Kisah yang Menarik
‘Abdullah bin Mas’ud menceritakan bahwa tatkala turun ayat di atas, Abud
Dahdaa Al Anshori mengatakan, “Wahai Rasulullah, apakah Allah menginginkan
pinjaman dari kita?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Betul, wahai Abud Dahdaa.”
Kemudian Abud Dahdaa pun berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah
tanganmu.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menyodorkan tangannya. Abud
Dahdaa pun mengatakan, “Aku telah memberi pinjaman pada Rabbku kebunku.
Kebun tersebut memiliki 600 pohon kurma.”
Ummud Dahda, istri dari Abud Dahdaa bersama keluarganya berada di kebun
tersebut, lalu Abud Dahdaa datang dan berkata, “Wahai Ummud Dahdaa.”
Istrinya mengatakan, “Iya.”
Abud Dahdaa mengatakan, “Keluarlah, aku telah memberi pinjaman kebun ini
pd Rabbku”
Dalam riwayat lain, Ummud Dahdaa menjawab, “Engkau telah beruntung dengan
penjualanmu, wahai Abud Dahdaa.”
Ummu Dahda pun pergi dari kebun tadi, begitu pula anak-anaknya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun terkagum dgn Abud Dahdaa,
lalu mengatakan, “Begitu banyak tandan anggur dan harum-haruman untuk Abud
Dahdaa di surga.”
(Riwayat ini adalah riwayat yang shahih. Dikeluarkan oleh Abdu bin Humaid
dalam Muntakhob dan Ibnu Hibban dalam Mawarid Zhoma’an. Lihat Shahih
Tafsir Ibnu Katsir 4/377)
Masya Allah …
Inilah investasi yg baik di jalan Allah. Ini bukan berarti Allah butuh
pada pinjaman seorang hamba. Namun sebenarnya, hamba-lah yang butuh dengan
hal seperti ini, karena ini adalah karunia Allah agar hamba tersebut
mendapatkan ganti yang lebih baik di akhirat.

Jangan Tangisi Apa Yang Bukan Milikmu

Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa, masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majlis-majlis ilmu, majlis-majlis dzikir yang akan mengantarkan pada ketenteraman jiwa.

Hidup ini ibarat belantara. Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai keinginan. Tetapi tidak setiap yang kita inginkan bisa terbukti, tidak setiap yang kita mahu bisa tercapai. Dan tidak mudah menyadari bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tak perlu kita tangisi. Banyak orang yang tidak sadar bahwa hidup ini tidak punya satu hukum: harus sukses, harus bahagia atau harus-harus yang lain.

Betapa banyak orang yang sukses tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua pemberian Allah hingga membuatnya sombong dan bertindak sewenang-wenang. Begitu juga kegagalan sering tidak dihadapi dengan benar. Padahal dimensi tauhid dari kegagalan adalah tidak tercapainya apa yang memang bukan hak kita. Padahal hakekat kegagalan adalah tidak terengkuhnya apa yang memang bukan hak kita.

Apa yang memang menjadi jatah kita di dunia, entah itu rizki, jabatan atau kedudukan, pasti akan Allah sampaikan. Tetapi apa yang memang bukan milik kita, ia tidak akan kita bisa miliki. Meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya.

"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.." (al-Hadiid: 22-23)

Demikian juga bagi yang sedang galau terhadap jodoh. Kadang kita tak sadar mendikte Allah tentang jodoh kita, bukannya meminta yang terbaik dalam istikharah kita tetapi benar-benar mendikte Allah: "Pokoknya harus dia Ya Allah! Harus dia, karena aku sangat mencintainya. " Seakan kita jadi yang menentukan segalanya, kita meminta dengan paksa. Dan akhirnya kalau pun Allah memberikannya maka tak selalu itu yang terbaik. Bisa jadi Allah tak mengulurkannya tidak dengan kelembutan, tapi melemparkannya dengan marah karena niat kita yang terkotori.

Maka wahai jiwa yang sedang gundah, dengarkan ini dari Allah:

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah Maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui." (al-Baqarah: 216)

Maka setelah ini wahai jiwa, jangan kau hanyut dalam nestapa jiwa berkepanjangan terhadap apa-apa yang luput darimu. Setelah ini harus benar-benar dipikirkan bahwa apa-apa yang kita rasa perlu di dunia ini harus benar-benar perlu, bila ada relevansinya dengan harapan kita akan bahagia di akhirat. Karena seorang Mu'min tidak hidup untuk dunia, tetapi menjadikan dunia untuk mencari hidup yang sesungguhnya: hidup di akhirat kelak.

Maka sudahlah, jangan kau tangisi apa yang bukan milikmu!
"Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa sekali. Sesuatu yang luput dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai, kenyataan yang tidak sesuai harapan. Akhirnya angan ini lelah berandai-andai ria. Sungguh semua itu telah hadirkan nelangsa yang begitu menggelora dalam jiwa.

Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa, masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majlis-majlis ilmu, majlis-majlis dzikir yang akan mengantarkan pada ketenteraman jiwa.

Hidup ini ibarat belantara. Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai keinginan. Tetapi tidak setiap yang kita inginkan bisa terbukti, tidak setiap yang kita mahu bisa tercapai. Dan tidak mudah menyadari bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tak perlu kita tangisi. Banyak orang yang tidak sadar bahwa hidup ini tidak punya satu hukum: harus sukses, harus bahagia atau harus-harus yang lain.

Betapa banyak orang yang sukses tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua pemberian Allah hingga membuatnya sombong dan bertindak sewenang-wenang. Begitu juga kegagalan sering tidak dihadapi dengan benar. Padahal dimensi tauhid dari kegagalan adalah tidak tercapainya apa yang memang bukan hak kita. Padahal hakekat kegagalan adalah tidak terengkuhnya apa yang memang bukan hak kita.

Apa yang memang menjadi jatah kita di dunia, entah itu rizki, jabatan atau kedudukan, pasti akan Allah sampaikan. Tetapi apa yang memang bukan milik kita, ia tidak akan kita bisa miliki. Meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya.

"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.." (al-Hadiid: 22-23)

Demikian juga bagi yang sedang galau terhadap jodoh. Kadang kita tak sadar mendikte Allah tentang jodoh kita, bukannya meminta yang terbaik dalam istikharah kita tetapi benar-benar mendikte Allah: "Pokoknya harus dia Ya Allah! Harus dia, karena aku sangat mencintainya. " Seakan kita jadi yang menentukan segalanya, kita meminta dengan paksa. Dan akhirnya kalau pun Allah memberikannya maka tak selalu itu yang terbaik. Bisa jadi Allah tak mengulurkannya tidak dengan kelembutan, tapi melemparkannya dengan marah karena niat kita yang terkotori.

Maka wahai jiwa yang sedang gundah, dengarkan ini dari Allah:

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah Maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui." (al-Baqarah: 216)

Maka setelah ini wahai jiwa, jangan kau hanyut dalam nestapa jiwa berkepanjangan terhadap apa-apa yang luput darimu. Setelah ini harus benar-benar dipikirkan bahwa apa-apa yang kita rasa perlu di dunia ini harus benar-benar perlu, bila ada relevansinya dengan harapan kita akan bahagia di akhirat. Karena seorang Mu'min tidak hidup untuk dunia, tetapi menjadikan dunia untuk mencari hidup yang sesungguhnya: hidup di akhirat kelak.

Maka sudahlah, jangan kau tangisi apa yang bukan milikmu!

Kamis, 06 Agustus 2009

Kisah Memilukan

Seringkali
saya melihat sebuah peristiwa di jalan raya yang sangat memilukan.
Sebuah peristiwa kecelakaan lalu-lintas. Biasanya antara sebuah sepeda
motor dan sebuah mobil. Baik mobil angkutan umum maupun kendaraan berat
lainnya.

Peristiwa yang sering terjadi ini, karena si
pengendara motor yang mengejar waktu, agar tidak terlambat ke tempat
tujuannya. Atau juga sopir angkot yang tergesa-gesa langsung
meminggirkan kendaraan di sebabkan adanya penumpang yang tiba-tiba
minta di turunkan secara mendadak. Hingga kendaraan yang dari arah
belakang mobil, harus berhenti atau mendadak mencari celah agar tidak
menabrak angkot di depannya.

Jika kecelakaan itu mengakibatkan manusia
kehilangan nyawanya, maka bisa dikatakan ada dua kesimpulan yang bisa
diberikan pada si mayat. Bila dia mengendarai

kendaraannya karena sifat
ketergesaan dan tidak mematuhi peraturan lalu-lintas, maka tentu saya
bisa memberikan kesimpulan bahwa dialah yang menjemput maut. Karena dia
lalai untuk berjalan sesuai prosedur berlalu-lintas.

Lain lagi bila si korban adalah orang yang
bersikap sebaliknya. Dia berusaha untuk patuh berlalu-lintas di jalan
raya dan bersikap hati-hati dalam mengendarai kendaraannya. Maka
kesimpulan yang bisa di berikan : dia di jemput oleh maut.

Menjemput dan di jemput maut, memang sama-sama
berakhir pada hilangnya nyawa seseorang. Tapi perlu di waspadai, bila
kitalah yang mendatangi maut, maka bisa saja itu berkonotasi bunuh
diri.( terkecuali bila kita datang menjemput maut untuk meraih syahid
di jalan Allah, ).

Seperti seseorang yang suka memakan sesuatu yang
tidak boleh dimakannya, karena alasan penyakitnya. Penyakit seperti
tekanan darah tinggi, yang harus memerhatikan kadar garam yang di
konsumsinya, misalnya Ataupun seorang perokok yang tahu bahwa asap
rokok membahayakan jiwanya sendiri dan orang di lingkungannya.

Hal-hal kecil yang nampak sepele untuk kita
abaikan, mungkin akan berakibat fatal akan kesehatan kita. Memang sih
urusan maut, Allah Swt. yang mempunyai wewenang. Tapi, kita sebagai
manusia yang diciptakan dengan akal yang baik, tentu saja harus tahu
apa yang boleh dilakukan untuk menjaga kesehatan.

Ada sebuah kisah yang menyedihkan. Seorang
karyawan sebuah perusahaan yang bertugas sebagai sopir kendaraan
mengangkut karyawan pagi dan sore hari. Pada suatu pagi ( mungkin masih
jam enam ), dia memarkir mobilnya di sebuah pinggir jalan raya.
Penempatan mobilnya sesuai aturan. Hingga ada seorang anak muda dari
arah yang berlawan arah dengan arah mobil yang di parkir. Anak muda ini
mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Apa yang terjadi? Dia
menabrak mobil yang sedang diam tersebut, yang akhirnya membuat
pengendara motor tersebut meninggal dunia, dan orang yang diboncengnya
luka parah.

Bagaimana komentar orang? Mereka menyesalkan sikap
anak muda tersebut. Terlihat baru pulang dari begadang. Ternyata motor
yang dikendarainya pun adalah pinjaman. Tapi naas bagi sopir mobil
tersebut. Dia tetap harus masuk penjara untuk beberapa bulan. Saya juga
tidak tahu persis bagaimana proses hukumnya. Tapi yang jelas anak muda
yang telah lalai menaati peraturan lalu lintas itu, selain menjemput
mautnya sendiri ternyata membuat orang lain juga menderita.

Oleh karena menjemput dan di jemput maut adalah
sama pada akhirnya, ternyata berbeda pada prosesnya. Yah sebuah proses
yang terjadi tergantung pada manusianya. Apakah memang dia selalu
berhati-hati, ataukah memang dia sendiri lalai..

Semoga tulisan ini dapat membuat kita dapat lebih
berhati-hati dalam bersikap, terutama dalam hal mengendarai kendaraan.
Karena yang kita inginkan adalah maut sendiri yang menjemput kita
tentunya.

Syaitan Mengintip

Assalamualaikum Wr.Wb

Kita disuruh berlindung kepada Alloh SWT dari segala godaan syetan. Mengapa karena syetan itu tahu persis titik kelemahan manusia. Kelemahan manusia yang paling fatal adalah “Takut Miskin”. Dari sinilah(takut miskin) syetan berusaha “mengobok-obok” hati manusia,supaya tidak menafkahkan harta yang dimiliknya. Karena perkataan syetan, “cara demikian merupakan sumber kemiskinan”.
Al-Quran menjelaskan tentang godaaan syetan ini:” Hai orang-orang beriman, nafkahkanlah (dijalan Alloh) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang burk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS.2:267).
Oleh karena itu, jika didalam diri kita ada perasaan was – was ketika mengeluarkan uang dari dompet / kantong, atau takut bangkrut karena menyumbang dijalan Alloh maka segeralah istigfar (memohon ampunan Allah) dan mintalah bimbingan Alloh SWT. Karena pada saat itu syetan sedang membujuk kita agar menangguhkan amal baik (di jalan Alloh). padahal kehadiran ajal (kematian) jangan – jangan telah menghampiri kita. Alloh SWT tidak membekali kita ilmu pengetahuan tentang kematian, bisa masih lama, bisa juga tinggal sebentar lagi. Mari, tidak menunda-nunda dalam berbuat baik.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Selasa, 04 Agustus 2009

Mikro

Mikroskop Elektron
Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan peambesaran obyek sampai duajuta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan p[embesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro maknetikmyang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
Macam –macam mikroskop elektron:
1) Mikroskop transmisi elektron (TEM)
2) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
3) Mikroskop pemindai elektron
4) Mikroskop pemindai lingkungan electron (ESEM)
5) Mikroskop refleksi elektron (REM) (Mikroskop wikipeda 27/09/2007) Mikroskop (bahasa Yunani: micron = kecil dan scopos = tujuan) adalah sebuah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata


[sunting] Jenis-jenis mikroskop

Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut.

Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal).

[sunting] Struktur mikroskop

Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:

  • Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.

  • Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.

[sunting] Pembesaran

Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang dimikroskop lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbgai faktor, diantaranya titik fokus kedua lensa( objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus atau jarak(t) lensa objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak pandang mata normal(sn). Rumus: \ {Vm} =  \frac { t.sn }{f_1.f_2}

[sunting] Sifat bayangan

baik lensa objektiv maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung Secara sederhana dan garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula mula. baik pada mikroskop cahaya maupun mikroskop elektron. Yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Petunjuk: Jika seseorang menggunakan mikroskop cahaya dia meletakkan huruf A dibawah mikroskop maka yang dia lihat pada mikroskop tampilan bayangan tersebut adalah huruf tersebut hanya terbalik dan diperbesar.